Mampukah ASR-HUGUA Melakukan Rekonsiliasi?

Oleh: Arwan, Masyarakat Sulawesi Tenggara

Pilkada di Sulawesi Tenggara telah berakhir, meskipun hasil resmi dari KPU belum diumumkan, namun hasil hitung cepat yang tercantum di website KPU sudah cukup memberikan gambaran siapa yang kemungkinan besar akan memimpin provinsi ini selama lima tahun ke depan.

Namun, saat pemilihan telah selesai dan pemimpin terpilih sudah ditetapkan, tentu ada pihak yang merasa kecewa dengan hasil tersebut. Kekecewaan terhadap kekalahan adalah hal yang wajar, tetapi yang menjadi persoalan serius adalah ketika kekecewaan itu tidak segera diselesaikan, melainkan dibiarkan berkembang menjadi kebencian, sakit hati, bahkan dendam terhadap lawan politik.

Dendam yang terus dipupuk ini akan menjadi bibit perpecahan yang merusak, bahkan bisa menular ke masyarakat luas.

Pilkada Sulawesi Tenggara menjadi sorotan publik, terutama antara pasangan calon nomor 2 dan 4 yang terlihat memiliki rivalitas sengit mulai dari tahap kampanye hingga pemilihan.

Persoalan yang muncul di sepanjang tahapan Pilkada ini bisa dengan mudah ditemukan di berbagai platform media sosial, yang semakin memanaskan suasana politik di daerah ini.

Namun, pertanyaan besar yang kini muncul di benak masyarakat Sulawesi Tenggara adalah:

Mampukah ASR Hugua melakukan rekonsiliasi?

Sebagai calon gubernur terpilih, ASR Hugua memiliki kesempatan besar untuk menunjukkan kedewasaan politik dengan melakukan rekonsiliasi. Rekonsiliasi ini tidak hanya penting bagi pasangan calon yang kalah, tetapi juga untuk menyatukan kembali seluruh elemen masyarakat di Sulawesi Tenggara yang terpecah akibat persaingan Pilkada.

Sebagai pemimpin terpilih, jika ASR Hugua mau merangkul lawan politiknya, mendengarkan pendapat dan program yang diajukan oleh calon lain, maka suasana politik yang harmonis dan damai bisa tercipta.

Sebaliknya, jika calon yang kalah juga terbuka untuk membantu dan mendukung pemimpin yang terpilih, maka akan tercipta suasana yang penuh rasa persatuan dan kedamaian di kalangan elit politik, yang akhirnya akan berdampak positif kepada masyarakat luas.

Menang Merangkul, Kalah Mendukung. Mari Kita Jaga Tanah Sulawesi Tenggara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *