Unaaha – Sebuah inisiatif baru bertajuk “Kampung Organik: Gerakan Petani Sayur Organik Konawe untuk Masyarakat Sejahtera” kini tengah menggeliat di Kelurahan Asinua, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe.
Program ini bertujuan mengubah wajah pertanian di wilayah tersebut dengan mengadopsi teknik budidaya sayuran organik yang lebih ramah lingkungan.
Melalui pendekatan ini, para petani tidak hanya diberdayakan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka, tetapi juga diajak untuk beralih ke praktik pertanian yang berkelanjutan.
Proyek percontohan yang digagas ini mengambil lahan seluas 5,25 are di Kelurahan Asinua, dengan berbagai jenis tanaman seperti bayam, kangkung, kacang panjang, timun, terong, tomat, dan cabai.
Langkah ini dimulai dengan membimbing dan melatih para petani dalam proses transisi dari metode konvensional yang mengandalkan pupuk dan pestisida kimia, menuju sistem pertanian organik.
Selain lebih ramah lingkungan, teknik ini bertujuan menjaga kesuburan tanah dan meningkatkan kualitas hasil panen tanpa mengorbankan keseimbangan ekosistem.
Dengan mengusung tagline “Tanah Subur, Pangan Sehat, Masa Depan Lestari,” Kampung Organik bukan sekadar upaya menghasilkan sayuran bebas residu kimia, tetapi juga visi jangka panjang untuk mewujudkan kesejahteraan berkelanjutan bagi para petani dan masyarakat secara luas.
Inisiatif ini mengedepankan produksi pupuk organik dan biopestisida dari bahan-bahan lokal, sebagai upaya menjaga keanekaragaman hayati serta mengurangi ketergantungan pada bahan kimia sintetis.
Keberhasilan Kampung Organik tak lepas dari dukungan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari petani lokal yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Hijau Lestari, pemerintah daerah, hingga perusahaan swasta dan institusi pendidikan.
Partisipasi aktif dari Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Konawe, Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Jiwa Asri, dan PT. East West Seed Indonesia/Panah Merah telah memastikan bahwa program ini memiliki fondasi yang kuat.
Selain itu, dukungan akademis dari Universitas Halu Oleo (UHO) dan Universitas Sembilanbelas Nopember (USN) Kolaka memberikan wawasan ilmiah yang diperlukan dalam penerapan praktik pertanian organik.
Tidak hanya para petani yang dilibatkan, para pelajar dari SMKN 5 Pertanian Konawe pun turut ambil bagian dalam proyek ini, mempelajari langsung praktik-praktik pertanian organik yang nantinya dapat mereka aplikasikan di masa depan.
Kolaborasi dengan media dan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara juga berperan dalam menyebarkan informasi dan memberikan dukungan finansial, memperkuat jaringan antara seluruh pemangku kepentingan.
Kampung Organik hadir sebagai pusat inovasi, tempat di mana para petani dapat saling belajar dan berkolaborasi dalam meningkatkan kualitas produksi sayuran.
Program ini memberikan harapan baru bagi masyarakat setempat untuk hidup lebih sehat dan sejahtera, dengan sayuran yang tidak hanya bernutrisi tinggi tetapi juga aman dikonsumsi.
Di samping itu, gerakan ini menjadi solusi atas tantangan pertanian konvensional yang sering kali berdampak negatif terhadap lingkungan, seperti penurunan kualitas tanah dan pencemaran air.
Dengan pendekatan yang partisipatif dan inklusif, Kampung Organik diharapkan menjadi model pemberdayaan yang dapat direplikasi di desa-desa lain di Kabupaten Konawe.
Melalui upaya bersama ini, masyarakat tidak hanya diajak untuk menanam dan menghasilkan, tetapi juga menjaga alam sebagai warisan bagi generasi mendatang. Gerakan ini mencerminkan harapan akan masa depan yang lebih hijau, sejahtera, dan berkelanjutan bagi seluruh warga Konawe.
Laporan: Tim