Universitas Halu Oleo Luncurkan Program Beras Analog untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan di Konawe

Konawe – Dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan diversifikasi sumber pangan lokal, tim pengabdian masyarakat dari Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo, mengadakan pelatihan “Pembuatan Beras Analog untuk Ketahanan Pangan” di Desa Lerehoma, Kabupaten Konawe, pada Selasa (29/10/2024).

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada warga tentang cara membuat beras analog dari bahan non-beras, sebagai alternatif pangan yang bergizi, terjangkau, dan ramah lingkungan.

Acara dihadiri oleh puluhan warga yang menunjukkan antusiasme tinggi.

Ketua Tim pengabdian, RH Fitri Faradilla, S.T.P., M.Sc., Ph.D., menjelaskan pentingnya ketahanan pangan lokal, terutama di tengah tantangan ketersediaan beras yang dipengaruhi oleh faktor cuaca dan ekonomi.

“Beras analog yang dihasilkan dari pisang dan singkong memiliki kandungan gizi yang baik serta dapat mengurangi ketergantungan pada beras konvensional,” ungkapnya.

Pelatihan ini mencakup pengenalan bahan baku lokal, teknik pengolahan yang sederhana namun efektif, dan proses pembuatan beras yang memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan.

Fitri Faradilla juga mengedukasi peserta tentang manfaat kesehatan dari beras analog serta potensi ekonominya bagi masyarakat. Ia berharap pelatihan ini tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga dapat mengembangkan usaha kecil yang berkelanjutan di desa.

Kepala Desa Lerehoma, Jasran, menyatakan bahwa pembuatan beras analog merupakan langkah penting bagi ketahanan pangan desa.

“Kami berharap warga dapat memproduksi alternatif beras yang bernutrisi sesuai dengan kearifan lokal,” ujarnya.

Selama pelatihan, peserta juga mencicipi nasi goreng yang dibuat dari beras analog.

Universitas Halu Oleo berharap Desa Lerehoma dapat menjadi pelopor dalam diversifikasi pangan lokal dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan.

Kegiatan ini diharapkan menjadi contoh bagi wilayah lain dengan potensi serupa untuk memanfaatkan sumber daya lokal dalam mengatasi masalah ketahanan pangan.

Laporan: Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *