Korpus BEM Se-Sultra, Membuka Konferensi Pers Perihal Kasus Serangan OTK, Yang Diduga Oknum (Aparat)

KENDARI – Helatan Konferensi Pers Korpus BEM Se-Sultra, Ashabul Akram, mengungkap kronologis kejadian tindak pemukulan Orang Tidak Dikenal (OTK) terhadap dirinya, yang diduga kuat olehnya bahwa pelaku adalah oknum kepolisian, bertempat di Warkop 10.2, Kec. Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Jum’at (22/3/2024)

Ashabul Arkam, selaku komando utama Korpus BEM Se-Sultra bersama beberapa perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai Universitas, yang tergabung dalam Kordinator Pusat (Korpus) BEM Se-Sultra, membeberkan polemik kasus penyerangan oleh OTK yang terjadi pada tanggal, Selasa, 12 Maret, Pukul 00:30 WITA, di kopi Trotoar Samping Hotel Zenit kota Kendari, lalu.

Dalam konferensi persnya, Korpus BEM Se-Sultra, Ashabul Akram menjelaskan kronologi penyerangan OTK terhadap dirinya.

Suasa konferensi pers korpus Bem Se-Sulawesi tenggara bersama penggurus

Dimana, penyerangan bermula saat pihaknya sedang berdiskusi dengan empat orang seniornya, tiba-tiba terjadi aksi kejar-kejaran oleh OTK, hingga dua orang yang sedang dikejar tersebut masuk ke dalam warkop bersama motornya untuk mencari perlindungan.

“Awalnya saya bersama empat orang senior saya, lagi ngopi sambil diskusi, tiba-tiba ada dua orang anak SMA masuk kedalam warkop bersama motornya, karena dua orang tersebut dikejar OTK menggunakan 3 motor, saya tidak ramtau kenapa dua orang anak ini bisa di kejar dan berlindung di warkop”, papar Korpus BEM Se-Sultra ini

Ashabul Akram bersama kolega-koleganya menduga bahwa oknum pelaku penyerangan terhadap dirinya pada Selasa (12/3) malam itu adalah anggota Polri.

Dugaan itu didasari kuat, karena oknum pelaku yang menyerangnya menggunakan tongkat T dan yang mengambil kendaraan dua orang anak SMA mengaku sebagai anggota polri.

“Dugaan kuat saya para pelaku adalah anggota polri, karena hampir semua yang menyerang menggunakan tongkat T, dan OTK yang mengambil kendaraan dua orang anak SMA, mengaku sebagai anggota polri.” Ungkap Ashabul

“Bila mana dugaan saya para pelaku adalah anggota polri, artinya tindakan yang kemudian mereka lakukan tidak mencerminkan sebagai pengayom masyarakat, malah mencoreng nama baik/citra kepolisian, dan itu tidak boleh lagi dibiarkan, orang-orang seperti mereka harus diberantas.” pungkasnya

Pihaknya juga menjelaskan, motif dari penyerangan OTK, merujuk pada info yang diterima oleh OTK, dua anak SMA ini melempar batu dan menggenai salah satu mobil dari OTK maka dari itu mereka mengejar kedua anak SMA dan menimbulkan kekacauan.

Sebagai penutup pihaknya juga menambahkan, akan menggelar aksi, bila mana tidak ada respon 3×24 jam dari pihak Kapolda sultra maupun Kapolres kendari untuk menangkap semua pelaku penganiayaan terhadap dirinya, pihaknya juga akan menggelar aksi besar – besaran semua kampus yang ada di Sultra didepan Polda Sultra.

Pihaknya juga memintah kapolres untuk mengeluarkan surat resmi penangkapan parah pelaku, bukan hanya satu orang tetapi semua pelaku yang terlibat dalam insiden tersebut dan bila parah pelaku kuat anggota polri pihaknya meminta untuk mencopot keanggotaanya sebagai anggota polri

“kami memintah kapolres untuk menangkap seluruh penyerangan warkop tersebut dalam 3×24 jam dari sekarang, bila mana pihak kepolisian tidak merespon dari pada tuntutan kami, kami akan menggera aksi besar-besaran semua kampus yang ada di sulawesi tenggara, di depan polda sultra.” Terangnya

“Kami ingin dan memintah surat resmi dalam hal ini pihak kapolres sudah menangkap para pelaku, bukan hanya satu orang yang melakukan penganiayaan terhadap saya tetapi semua orang yang terlibat dalam penyerangan secara membabibuta yang terjadi di warkop dan bila mana para pelaku kuat anggota polri saya meminta kapolres untuk mencopot dalam keanggotanya sebagai anggota polri.” tutupnya

Laporan: Figit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *