Pemkab Konawe Berjuang Turunkan Angka Stunting

Suasana penyerahan Makanan tambangan oleh Sekda Konawe, Dr. Ferdinad kepada orang tua anak

UNAAHA- Bukan hanya Pemerintah Pusat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe dibawah kepemimpinan Kery saiful Konggoasa (KSK) berkomitmen untuk mengatasi dan menurunkan angka penderita stunting hingga 14% di tahun 2024 mendatang.

Pencegahan stanting merupakan salah satu fokus pemerintah saat ini. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya, dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Komitmen Pemerintah Daerah diwujudkan dengan menggelar acara penyerahan bantuan makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita penderita Stunting yang dilaksanakan di Puskesmas lambuya, Kecamatan Lambuya, Kabupaten Konawe. (19/09-2022)

Mewakili Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, Sekda konawe Dr. Ferdinan Sapan, dalam sambutannya mengatakan perogram bantuan ini merupakan bukti dari komitmen Bapak Bupati Konawe KSK untuk menyehatkan ibu hamil dan balita yang terdampak dari pada gizi buruk. Dan program ini bukan hanya disini, tetapi akan dilaksanakan melalui Puskesmas dalam wilayah Kabupaten konawe.

“Masalah Stunting ini, Bapak Bupati Konawe sudah berkomitmen untuk menyelesaikan masalah proteinnya dulu, kemudian kita atasi masalah sanitasinya”, ujar Ferdinan Sapan.

Lanjut Ferdinan, makanya masalah stunting ini pemerintah sudah melibatkan TNI Polri untuk menangani persoalan stunting ini, stunting ini bukan hanya pada usia balita tetapi pada saat anak anak penderita stunting memasuki usia remaja dan peroduktif, akhirnya akan menyusahkan lingkungan sosialnya, kenapa? Karena anak ini tidak bisa mandiri dan perlu pendampingan setiap saat dari keluarga dan membuat anak itu sendiri tidak peroduktif.

“Sekarang Posisi kita di Konawe cukup besar 26,2%. Tugas kita semua menurunkan angka stunting sampai tahun 2024 itu sampai turun diangka 14 %. Dari sisi gizi kita di konawe menurut saya tidak terlalu bermasalah karena kasus kelaparan hampir tidak ada. Yang ada itu penyebabnya bisa jadi karena masalah sanitasi dan perilaku dan ini yang perlu kita cegah dan hindari secara bersama sama” ujarnya.

Sekda berharap, bukan hanya Camat tetapi masalah stunting ini juga sudah melibatkan TNI Polri untuk menangani masalah serius tentang Stunting ini. Karena menurut beberapa pendapat ahli, masalah stunting ini lebih berbahaya dibanding Covid 19. Kalau Covid itu siklusnya ketahuan tapi stunting ini siklusnya sampai yang bersangkutan meninggal dunia, jadi stunting ini lebih berbahaya di banding Covid 19.

“Sesuai pesan Bapak Bupati, harapan kita hari ini agar ibu – ibu dan bayinya konsisten dari aturan. Agar makanan tambahan ini dikonsumsi setiap hari selama 90 hari harus diminum rutin, meskipun anak kita bertambah gemuk agar jangan di hentikan, karena bayi kita kan masih menyusui dan jangan kawatir karena ini bukan obat tapi minuman perotein” tutup Ferdinan Sapan. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *